ERASUMBU, SUKABUMI – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi dan Cianjur sejak Selasa (3/12/2024) menyebabkan bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah. Bencana tersebut merenggut satu korban jiwa dan mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur serta permukiman warga.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, sebanyak 33 lokasi di 22 kecamatan di Kabupaten Sukabumi terdampak banjir, longsor, dan cuaca ekstrem. Sementara itu, di Kabupaten Cianjur, terdapat tujuh desa di empat kecamatan terdampak banjir serta 16 desa di delapan kecamatan terdampak longsor dan pergerakan tanah.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Anne Heramdianne Adnan, menyatakan pihaknya telah mengerahkan tim tanggap darurat ke lokasi-lokasi terdampak. “Prioritas utama adalah menyelamatkan nyawa dan memastikan keselamatan warga,” kata Anne di Kota Bandung, Rabu (4/12/2024).
Anne menjelaskan bahwa upaya awal mencakup pengumpulan data kerusakan dan pendataan kebutuhan mendesak warga terdampak. Selain itu, BPBD Jabar menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah pusat dan daerah untuk memobilisasi sumber daya tambahan, termasuk dukungan logistik.
Korban Jiwa dan Dampak Bencana
Hujan deras yang berlangsung berjam-jam tanpa henti membuat tanah di beberapa wilayah menjadi tidak stabil hingga memicu longsor. Selain itu, meluapnya sungai-sungai menyebabkan banjir yang menggenangi permukiman warga, merusak infrastruktur vital, dan memutus akses jalan serta jembatan.
Korban jiwa akibat bencana ini adalah seorang anak berusia 10 tahun bernama Daffa, yang menjadi korban longsor di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. “Pemdaprov Jabar menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas korban yang meninggal dunia. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT,” ungkap Anne.
Tim evakuasi dari BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Jabar, dan SAR gabungan tiba di lokasi tak lama setelah laporan diterima. Evakuasi korban terdampak dilakukan secara cepat guna meminimalkan risiko korban jiwa.
BPBD Jabar juga memberikan pendampingan kepada warga terdampak serta memastikan distribusi bantuan logistik berjalan lancar. “Efisiensi ini memungkinkan penanganan yang maksimal dalam kondisi darurat, mengurangi risiko buruk lebih lanjut bagi korban bencana,” jelas Anne.
Koordinasi dan Mobilisasi Sumber Daya
BPBD Jabar bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, dunia usaha, dan masyarakat, untuk memobilisasi sumber daya tambahan. Dukungan logistik menjadi perhatian utama guna memenuhi kebutuhan dasar korban selama masa darurat.
Langkah strategis lainnya adalah inventarisasi dan pemetaan logistik agar bantuan dapat tersampaikan secara tepat dan cepat. Anne menambahkan, dengan kesiapan logistik yang matang, proses pemulihan awal diharapkan dapat berjalan lebih lancar sehingga masyarakat dapat kembali ke kehidupan normal.
BPBD Jabar mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti informasi terkini terkait kondisi cuaca ekstrem dari BMKG.