ERASUMBU.COM: Tim kesehatan hewan dari Dinas Pertanian memastikan sejumlah aspek kesehatan pada sapi sesuai dengan kaidah dan aturan yang ditentukan, di antaranya gigi sudah punglak dan tidak ada penyakit pada bagian mata. Lalu dilanjutkan oleh Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan yang memeriksa kesehatan dan memasang penandaan sehat pada sapi-sapi yang akan dijual. Sebelum dilakukan pemasangan label tanda sehat.
Tetapi kemudian, karena merebakya PMK pada hewan yang berkuku belah, aspek pemeriksaan di bagian tersebut kini turut ditambahkan. Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi adanya sapi kurban yang terjangkit PMK sebelum diperjualkan.
Diketahui, pengecekan kesehatan dan pemasangan label tanda sehat pada hewan kurban sudah dilakukan oleh Pemkab Bandung sejak Senin 27 juni 2022 lalu. Tim kesehatan hewan masih terus melakukan hal tersebut secara mobile dan bertahap.
“Hewan kurban terutama sapi yang ada dan dinyatakan sehat di Kabupaten Bandung berjumlah 15.000 ekor. Jumlah tersebut dianggap sangat cukup, karena jumlah kebutuhan kurban warga lokal Kabupaten Bandung hanya berkisar 7 ribu hingga 9 ribu ekor saja per tahun nya,” jelas Syahrul.
Sementara itu, banyaknya kasus PMK membuat peternak merugi, hal tersebut terbukti bahwa hewan kurban tahun ini menurun drastis hingga 70 persen jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Akibat wabah PMK penjualan sapi kurban jelang Hari Raya Idul Adha menurun drastis. Biasanya bisa menjual 1.000 hingga 1.300 ekor sapi. Sekarang cuma bisa menjual sekitar 400 ekor sapi saja,” kata Undang Nasihin, salah satu pemilik peternakan sapi di Katapang