ERASUMBU.COM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FKB) Telkom University bekerjasama dengan Himpunan Lembaga Pelatihan Seluruh Indonesia (HILLSI) Kabupaten Bandung menggelar kegiatan pengabdian pada masyarakat (abdimas) bertajuk “Pelatihan Pengembangan Bisnis dan Promosi Online”. Pelatihan ini diberikan kepada sedikitnya 20 peserta pemilik Lembaga Pelatihan dan Kursus (LPK) yang tergabung ke dalam HILLSI se-Kabupaten Bandung.
“LPK menjadi penting bagi lulusan SMU/SMK yang tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Pilihan untuk memilih LPK didasarkan pada beberapa alasan, termasuk fakta bahwa LPK mampu mengembangkan kemampuan kerja lulusan dengan waktu belajar yang singkat, dan setelah lulus, mereka dapat segera mendapatkan pekerjaan,” ujar Dr. Fetty Poerwita Sary, dosen Program Studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika (MBTI).
Selain Dr. Fetty, dua dosen lain terlibat pula dalam kegiatan abdimas pada Jumat, 27 Oktober 2023 ini yakni Dr. Adhi Prasetio dan Dr. Nidya Dudija. Pada pelatihan ini, para peserta belajar mengenai konsep pengenalan business model canvas (BMC) dan teori promosi online, dan dilanjutkan dengan praktik simulasi pembuatan BMC dan promosi online dengan menggunakan keyword research dan Google Blog.
Sebagaimana diketahui, pengangguran hingga kini masih menjadi problem sosial yang sulit terpecahkan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang per Februari 2023. Jawa Barat menjadi provinsi kedua terbesar setelah Banten dengan angka pengangguran terbuka sebanyak 7,89% dan Banten 7,97% (Dikutip dari berita CNN Indonesia: “Pengangguran RI 5,45 Persen, Tertinggi di Banten dan Jabar”).
Menurut Dr. Adhi Prasetio, terdapat kecenderungan bahwa LPK berperan sebagai solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran, menekan arus urbanisasi, serta dinamika organisasinya memiliki dampak signifikan terhadap manfaat sosio-ekonomi bagi lulusannya. Di sisi lain, apabila LPK diarahkan untuk menghasilkan manfaat sosio-ekonomi yang lebih tinggi di daerah perdesaan, pendekatannya harus berbeda dengan LPK di perkotaan. Selain itu, untuk daerah perkotaan, tingkat desentralisasi LPK cenderung berhubungan positif dengan manfaat sosio-ekonomi yang diperoleh oleh para peserta didiknya.
“Uniknya tren jumlah peserta didik yang terdaftar di LPK setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini belum menunjukkan kemajuan yang berarti atau dengan kata lain mengalami perkembangan yang sangat lambat. Sehingga perlu upaya yang serius untuk mengembangkan LPK-LPK ini. Perlu dipilih strategi yang tepat untuk mengembangkan lembaga kursus tersebut agar dapat lebih besar membawa manfaat baik untuk LPK itu sendiri dan pada masyarakat pada umumnya,” tutur Adhi.
Sementara itu, Dr. Nidya Dudija mengatakan, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) melalui “Pelatihan Pengembangan Bisnis dan Promosi Online” bagi para LPK ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas LPK di mana mereka diberi pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi dan tren bisnis terkini, sehingga mampu menyediakan program pelatihan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan industri.
Adang Rosadi, selaku Ketua DPC HILLSI Kabupaten Bandung menambahkan, untuk memperkuat kemandirian keuangan LPK dengan memanfaatkan strategi pemasaran digital, diharapkan LPK dapat meningkatkan visibilitasnya secara online dan menarik lebih banyak peserta pelatihan baru.
Dengan demikian, LPK dapat meningkatkan pendapatan sendiri dan mengurangi ketergantungan pada bantuan dana dari pihak lain, termasuk pemerintah. Arina dan Gatot yang merupakan peserta pelatihan, menganggap pelatihan ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan terutama mengenai metode pemberian materi kepada peserta didik LPK.