ERASUMBU.COM: Musim panen raya telah dimulai pada akhir April hingga awal Mei 2024. Namun, prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa curah hujan akan terus menurun setelah bulan Mei, meningkatkan risiko kekeringan dan gagal panen.
Untuk mengantisipasi potensi tersebut, Kementerian Pertanian berupaya memaksimalkan produksi sawah tadah hujan atau padi gogo melalui pompanisasi.
Dalam Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan dan Produktivitas Pertanian di Jawa Barat yang digelar di Gedung Sate, Kota Bandung, pada Kamis (18/4/2024), Kementerian Pertanian mengumumkan alokasi bantuan pompanisasi sebanyak 2.500 titik untuk memperluas tanam sawah tadah hujan di Jawa Barat.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menekankan pentingnya peningkatan produksi sawah tadah hujan guna mencapai target produksi gabah sebanyak 11 juta ton lebih pada tahun ini. “Pompanisasi menjadi instrumen penting untuk menjaga ketersediaan air. Namun, penerima bantuan harus jelas dan sesuai dengan target yang ditetapkan, oleh karena itu saya meminta pemerintah kabupaten/kota untuk membuat pemetaan lahan dan lokasinya,” ujar Bey.
Selain itu, Bey menyoroti perlunya koordinasi dengan pihak TNI/Polri untuk menjaga program pompanisasi. Untuk memastikan efektivitasnya, ia mengusulkan pemasangan GPS pada setiap alat pompanisasi atau menggunakan pengawasan secara digital. “Perlu juga memaksimalkan resi gudang dan pusat distribusi Jawa Barat sebagai instrumen pengendalian stok dan harga pangan,” tambahnya.
Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Komjen Setio Budi, mengonfirmasi kerja sama antara TNI dan Kementerian Pertanian untuk program pompanisasi, termasuk di wilayah Jawa Barat yang akan mendapatkan 2.500 titik bantuan tersebut. Sebanyak 201.702,6 hektar sawah tadah hujan serta beberapa sawah irigasi akan menjadi sasaran pompanisasi sesuai dengan prioritasnya.
“Saya berharap terjadi akselerasi di Jawa Barat karena hingga 15 April 2024, dari total luas lahan sawah tadah hujan, baru 5.630 hektare yang telah mulai tanam percepatan, jumlahnya masih sangat kecil,” ungkap Setio Budi.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, mendorong Bupati/Wali Kota di Jawa Barat untuk segera menindaklanjuti kebutuhan Kementerian Pertanian terkait pemetaan lahan penerima bantuan pompanisasi. “Hanya 1.300 titik yang sudah terealisasi untuk 13.000-an hektare lahan. Kementerian Pertanian bahkan siap menambah kebutuhan pompanisasi hingga 5.000 titik,” tandasnya.
PJ Bupati Bandung Barat, Arsan Latif, meminta 44 titik pompanisasi untuk areal lahan tadah hujan di wilayahnya. Selain itu, Arsan mengharapkan perbaikan saluran irigasi sawah yang banyak mengalami kerusakan.
Permintaan serupa disampaikan oleh PJ Bupati Sumedang, Tuti Ruswati. Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), Sumedang telah melaksanakan pompanisasi pada 200 hektare lahan sawah, namun masih membutuhkan tambahan program pompanisasi dari Kementerian Pertanian.
“Kami juga meminta bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memperbaiki Bendung Cariang di Kecamatan Ujung Jaya yang kondisinya sudah mulai rusak, karena sangat vital bagi pengairan saluran irigasi di Sumedang,” tambah Tuti.