Bandung, Erasumbu.com – Pembangunan Monumen Plaza Soekarno mulai menuai protes. Monumen yang digadang-gadang tidak menggunakan anggaran APBD ataupun ABPBN ini, disinyalir disponsori dinas dan BUMD miliki provinsi Jawa Barat. Bahkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun ikut melaksanakan groundbreaking pembangunan monument Plaza Soekarno di taman Saparua kota Bandung, Rabu (28/6/23) lalu.
Ketua umum PPKS (Pemuda Peduli Kesejahteraan Sosial) Jana Ahmad Nugraha menjelaskan, bahwa pemerintah provinsi atau Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak bisa lepas tangan begitu saja hanya karena pembangunan tersebut tidak menggunakan APBD. Karena bagaimana pun juga pembangunan Monumen Soekarno tersebut berada diatas lahan pemerintah provinsi Jawa Barat.
“Manfaatnya buat masyarakat apa? Jika ingin menghargai Bung Karno, cukup dengan menjalankan ide-ide besar tentang bernegara. Bukannya membangun patung. Biar apa ada patung? Biar rakyat kenyang atau biar rakyat sejahtera?,” kata Jana kepada wartawan, Senin (3/7/23).
“Saya berkeyakinan bantuan dari pemprov Jabar dan BUMD pasti mengalir, saya lihat banyak kok sponsornya. Dari mulai Diskominfo, Disdik, dan bjb. Ada kok logonya semua. Ngapain ada logo dinas-dinas dan BJB jika tidak menjadi sponsor,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Jana mengatakan, Ridwan Kamil lebih bangga membangun patung dibanding membangun jalan apalagi peradaban masyarakat Jawa Barat. Menurut Jana jika melihat fakta di lapangan masih banyak jalan-jalan di Jabar yang masih rusak parah.
“Jadi, Ridwan Kamil ini lebih sibuk membangun yang sifatnya monumental seperti patung, revitalisasi taman. Padahal fungsinya masih tetap sama mau direvitalisasi atau pun tidak. Yang terpenting bisa dilihat secara langsung oleh masyarakat hasil revitalisasinya. Padahal jalan mulus yang memang sangat dibutuhkan masyarakat malah belakangan dibangunnya, itu pun masih minim,” katanya.
Menurut Jana, banyaknya kasus kriminalitas dan bullying yang dilakukan oleh anak-anak muda bahkan anak di bawah umur adalah sebuh bukti bahwa kegagalan pemerintah dalam pembangunan peradaban dari segi akhlak dan budi pekerti.
Lebih lanjut Jana menjelaskan, fungsi Gubernur untuk menjadikan masyarakat Jabar sejahtera pun jauh dari kenyataan. Terbukti bahwa program petani milenial pun hanya sekedar seremonial. Terbukti beberapa bulan lalu seorang peserta petani milenial Rizky Anggara (21) menganggap bahwa program petani milenial ini dianggap gagal.
“Susah mencari pekerjaan, tidak ada program yang riil untuk kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Dia menambahkan, sewaktu lalu Ridwan Kamil semasa jadi Wali Kota Bandung selalu memakai indeks kebahagian masyarakat salah satu untuk menaikkannya dengan membangun fasilitas dengan alasan hiburan publik gratis.
“Apakah dengan membangun patung ini Kang Emil kembali memakai indeks of hapiness untuk Jabar? Indeks of happiness ala kang emil membuat warga miskin menjadi bahagia dengan fasilitas taman tapi miskinnya gak hilang, jadi menutupi masalah dengan topeng kebahagiaan” katanya. (ISN)
ERASUMBU, SOLOK SELATAN, SUMBAR – Perisitwa Polisi tembak polisi kembali terjadi. Tragedi mengejutkan ini terjadi…
ERASUMBU, BANDUNG BARAT – Elektabilitas pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat (KBB) nomor…
ERASUMBU, JAKARTA – Bank bjb memperkuat sinergi strategisnya dengan institusi pertahanan melalui penandatanganan Perjanjian Kerja…
ERASUMBU, BANDUNG, – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama anak perusahaannya, IPTN North America, Inc. (INA,…
ERASUMBU,BANDUNG- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tunas Indonesia Raya (Tidar) Jawa Barat terus memantapkan koordinasi dan…
ERASUMBU, BANDUNG – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung kembali menyoroti pentingnya…
This website uses cookies.