ERASUMBU, BANDUNG – Tahukah Anda di wilayah Bandung selatan sana terdapat sebuah desa rintisan wisata lengkap dengan segala kemolekan alamnya? Ya, Desa Tenjolaya namanya. Desa di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ini memiliki sejumlah potensi wisata unik seperti Curug Cipanji, kerajinan daur ulang, seni tari jaipongan, seni paguron pencak silat, dan atraksi debus.
Meski begitu, popularitas Tenjolaya tidak seperti beberapa desa wisata di sekitarnya yang lebih dulu ada dan cukup dikenal. Perlu upaya lebih keras bagi pengelola wisata Tenjolaya untuk mengenalkan kekhasannya kepada wisatawan. Karena itu, tim pengabdian masyarakat (abdimas) Telkom University (Tel-U) menggandeng pihak terkait memberikan pelatihan branding desa wisata agar Tenjolaya lebih akrab di telinga masyarakat.
“Sebenarnya masih banyak lagi potensi-potensi lainnya di desa (Tenjolaya) ini yang belum tergali. Masyarakat dan perangkat desa memerlukan daya dorong dalam menerapkan strategi komunikasi sebagai upaya branding kepada wisatawan,” ujar Ratih Hasanah, ketua abdimas yang juga dosen Tel-U.
Menurut Ratih, melalui pelatihan strategi komunikasi para pemangku desa dapat meningkatkan keterampilannya untuk penguatan branding desa wisata di media sosial. Pelatihan serta pendampingan dalam pengelolaan media sosial dianggap perlu mengingat website resmi Desa Tenjolaya memiliki berbagai keterbatasan. Terlebih media sosial yang ada pun masih belum optimal dan belum memunculkan konten menarik dalam mempromosikan dan mempersuasi agar wisatawan untuk berkunjung ke desa ini.
“Semakin dikenal akan semakin banyak wisatawan berkunjung ke desa ini, sehingga pada gilirannya akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal,” tambah Ratih.
Anggota tim abdimas lainnya, Choiria Anggraini, mengungkapkan masyarakat dan perangkat Desa Tenjolaya dapat merancang strategi komunikasi dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial melalui konten yang informatif, interaktif, user-friendly, serta memiliki jangkauan yang lebih luas. Hal ini penting untuk mempertahankan keberlangsungan (sustainability) dari potensi wisata yang sudah ada.
“Hingga pada waktunya nanti muncul kesadaran (awareness) mulai dari wisatawan lokal, nasional, regional, maupun mancanegara bahwa Desa Tenjolaya memang memiliki ragam potensi wisata menarik untuk dikunjungi,” kata Choiria. (Par/Iln)