ERASUMBU, BANDUNG – Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tegalega kini menjadi solusi inovatif dalam pengelolaan sampah di Kota Bandung. Dengan kapasitas pengolahan hingga 25 ton sampah per hari, TPST ini menghasilkan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan untuk industri semen, menggantikan bahan bakar fosil.
Hal ini diungkapkan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara, saat meninjau operasional TPST Tegalega pada Selasa (14/1). Ia memastikan seluruh mesin di fasilitas ini telah berfungsi optimal setelah melalui tahap komisioning.
“Kami melihat langsung proses pendampingan dan operasional TPST Tegalega. Kapasitas pengolahannya mencapai 22 hingga 25 ton per hari. Produk akhirnya digunakan sebagai bahan bakar industri semen,” ujar Koswara.
Koswara menekankan pentingnya pemilahan sampah sejak dari sumber, seperti rumah tangga. Menurutnya, proses ini dapat meningkatkan efisiensi pengolahan di TPST. “Saat ini, sampah dari sumber masih harus dipilah ulang di TPS sebelum dikirim ke TPST Tegalega. Ini menambah beban kerja dua kali,” katanya.
Ia juga berharap keberadaan TPST Tegalega dapat mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dalam memilah sampah. “Mari kita mulai dari diri sendiri untuk memilah sampah. Dengan begitu, kita turut mendukung keberlanjutan lingkungan Kota Bandung,” ajaknya.
TPST Tegalega memainkan peran penting dalam pengelolaan residu sampah di Kota Bandung. Sampah yang diolah berasal dari hasil pemilahan di Tempat Penampungan Sementara (TPS) serta sampah organik dari taman-taman kota. Jenis sampah yang diolah meliputi residu, daun, ranting, dan material organik lainnya.
“Kami menerima sampah yang telah dipilah dari TPS dan taman kota. Proses lanjutan di TPST melibatkan tahapan penghalusan dan pencampuran material untuk menghasilkan bahan bakar alternatif yang berkualitas,” jelas Kepala TPST Tegalega, Deni Suryana. Ia menambahkan, inovasi ini mendukung upaya pengurangan sampah yang berakhir di TPA dan sekaligus mendukung kebutuhan industri semen dengan solusi ramah lingkungan.
Proses pengolahan di TPST ini melibatkan tahapan pemilahan ulang, penghalusan, dan pencampuran material dengan komposisi tertentu. Hasil akhirnya adalah bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan, yang mendukung prinsip ekonomi sirkular sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Deni Suryana menambahkan, “Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci keberhasilan program ini. Kami membutuhkan lebih banyak kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sejak awal.”
Dengan kapasitas pengolahan yang optimal, TPST Tegalega menjadi salah satu langkah konkret dalam menciptakan kota yang lebih bersih dan berkelanjutan. Inovasi ini diharapkan tidak hanya mengurangi masalah sampah tetapi juga mendukung kebutuhan energi alternatif bagi industri.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan industri, Kota Bandung dapat terus bergerak menuju pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.
ERASUMBU, BANDUNG – Pernahkah Anda mendengar Desa Sugihmukti? Desa di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa…
ERASUMBU, BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Komunitas Game Developer Bandung akan menggelar ajang…
ERASUMBU, SUMEDANG – Presiden Prabowo Subianto meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Kabupaten…
ERASUMBU, BANDUNG – Di tengah kemajuan teknologi, ratusan ribu rumah di Jawa Barat masih hidup…
ERASUMBU, BANDUNG – Bandung tak pernah kehabisan tempat untuk memanjakan pecinta kuliner. Salah satu kawasan…
ERASUMBU, JAKARTA – Hamas, Palestina, dan Israel telah mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata di…
This website uses cookies.