Bandung, Erasumbu.com,- Museum Konferensi Asia-Afrika atau yang bisa disebut dengan Museum KAA, merupakan gedung saksi peristiwa sejarah yaitu Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada tanggal 18–24 April 1955.
Museum yang terletak di Bandung ini kini menjadi salah satu tempat wisata yang menarik bagi generasi muda. Museum Konferensi Asia Afrika yang terkenal dengan sejarahnya, kini menjadi wadah bagi kaum muda untuk belajar dan berinspirasi yakni melalui Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika.
Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika (SMKAA) yang didirikan pada 11 Februari 2011 dengan tujuan menyebarluaskan dan mengimplementasikan nilai-nilai KAA, mendekatkan museum dengan masyarakat, serta sebagai upaya untuk melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam Dasasila Bandung.
SMKAA menjadi mitra kerja bagi Museum KAA. Anggota dari SMKAA merupakan komunitas yang ada di Museum Asia-Afrika, termasuk komunitas pemerhati Asia-Afrika.
Selain itu juga terdapat 12 klub dan 6 mitra. Sebanyak 12 klub yang aktif di SMKAA, mereka yaitu:
1. Klub Edukator: mempelajari sejarah KAA
2. Klub Maghribi: mempelajari kebudayaan Afrika Utara dan untuk bahasanya mempelajari bahasa Prancis
3. Klub Nihao: mempelajari kebudayaan Tiongkok dan mempelajari Bahasa Mandarin
4. Klub Heiwa: mempelajari kebudayaan Jepang dan mempelajari bahasa Jepang
5. Klub Asia Barat Daya: mempelajari kebudayaan Arab dan mempelajari bahasa Arab
6. Klub Cinemaker: mempelajari sinematografi
7. Klub Global Literasi: Merupakan kegiatan literasi secara global
8. Klub Guriang: mempelajari kesenian alat musik khas Jawa Barat yaitu angklung
9. Klub Jurnativsit: mempelajari bidang jurnalisme
10.Klub Esperanto: mempelajari bahasa yang tidak memiliki negara atau SMKAA menyebutnya dengan bahasa perdamaian
11. Klub Young Announcer: mempelajari public speaking
12. Klub SahabIT
Sedangkan 6 mitra, yaitu :
1. Young African Ambassador in Asia (YAAA)
2. Asian Students Association in Indonesia (ASAI)
3. LayarKita, a film discussion club
4. Asian African Reading Club, a book discussion club
5. Asian African Studies Forum, an epistemic club
6. Yayasan Bina Talenta Cemerlang (Sahabat Disabilitas)
Klub-klub tersebut sering dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan Museum KAA yang memang sudah menjadi tugas SMKAA untuk melestarikan nilai-nilai KAA 1955 kepada masyarakat.
Menurut Koordinator Eksekutif SMKAA, Firman Kaban, SMKAA tidak menjadikan umur sebagai patokan agar bisa bergabung menjadi anggota. Tidak hanya para pekerja dan mahasiswa saja yang bisa bergabung, siswa-siswi SMA/SMK pun bisa bergabung menjadi anggota.
Sistem ini merupakan representasi dari nilai-nilai KAA yang menjunjung tinggi kesetaraan. Beragamnya latar belakang para anggota merupakan sebuah keunikan dari SMKAA.
Hal itu, kata Firman, membuat kaum muda akan menjadi aset negara yang berharga dan menjadikan SMKAA bisa terus menyebarluaskan nilai-nilai KAA dan semangat Bandung kepada masyarakat.
“Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika menawarkan pengalaman yang memotivasi dan memberikan dampak positif bagi kaum muda,” katanya, Senin 30 Januari 2023.
Ia mengatakan, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di museum ini membantu kaum muda untuk memahami sejarah dan memperoleh inspirasi dari peristiwa penting dalam sejarah dunia.
“Imam Ghazali bilang energi anak muda itu masih banyak. Jika energi yang banyak itu tidak disalurkan kepada yang positif maka otomatis beralih ke yang negatif, maksudnya negatif itu rebahan seharian makannya SMKAA hadir sebagai wadah buat anak muda mengisi kegiatan positif di Museum,” ujar Firman.
Dengan hadirnya SMKAA di tengah masyarakat membuktikan, menjaga dan menyebarluaskan nilai-nilai KAA dan semangat Bandung merupakan tugas bersama.
“Ini tugas kita semua untuk lebih menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kebebasan dan kesetaraan agar kelak generasi penerus bangsa bisa mengambil pelajaran dan memiliki nasionalisme yang tinggi,” tuturnya. (anisa/fajri-magang)**