ERASUMBU.COM, BANDUNG – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kini tengah memperluas pasar dengan menggarap sektor pariwisata melalui pengembangan pesawat N219 dan N219 Amfibi. Langkah ini diambil dengan potensi besar hingga 54 unit pesawat untuk mendukung pariwisata domestik dan memiliki potensi ekonomi yang signifikan, terutama dengan posisi strategis Indonesia sebagai negara maritim.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menyatakan bahwa potensi pengadaan pesawat ini dapat mencapai 54 unit untuk memperkuat sektor pariwisata di wilayah-wilayah potensial. Salah satu fokus utama adalah Bali Utara, yang dinilai memiliki peluang ekonomi yang luar biasa dengan pengembangan transportasi udara berbasis pesawat amfibi.
“Bali Utara memiliki potensi ekonomi yang besar, dan target kami adalah mengoptimalkan pengembangan pariwisata melalui penggunaan pesawat amfibi N219,” kata Gita di hanggar CN 219, PTDI, Jumat, (27/9/2024).
Dia menjelaskan, Bali Utara akan mengalami perkembangan ekonomi yang lebih pesat jika dilengkapi dengan akses transportasi udara yang memadai. Untuk itu, PTDI berencana membangun ekosistem kedirgantaraan yang komprehensif di kawasan tersebut, termasuk revitalisasi landasan pacu, dukungan penerbangan, serta pelatihan sumber daya manusia untuk mendapatkan sertifikasi kedirgantaraan.
Selain itu, PTDI akan membangun hub N219 di Bali sebagai pusat operasional bagi wilayah Indonesia Timur. Dengan fasilitas ini, diharapkan akan terbentuk konektivitas yang mendukung peningkatan ekonomi di sektor pariwisata dan transportasi udara.
Tidak hanya fokus pada pasar domestik, PTDI juga menerima pesanan dari Afrika Timur, dengan rencana untuk membangun fasilitas perakitan di kawasan tersebut. Langkah ini tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui penetrasi pasar di Afrika.
“Pesawat N219 bukan sekadar menawarkan teknologi, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang mendukung di sekitar pengoperasiannya,” tambah Gita.
Saat ini, proyeksi pesanan pesawat N219 mencapai 13 unit, dengan rincian 2 unit untuk Kepulauan Riau, 5 unit untuk Afrika Utara, dan 6 unit untuk pemerintah Indonesia. Versi amfibi dari N219 juga sedang dikembangkan, dengan target sertifikasi pada tahun 2027.
Pengembangan ini mendapat dukungan anggaran sebesar Rp300 miliar dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Di luar sektor pariwisata, PTDI mencatat kontrak senilai USD 1 miliar untuk tahun 2024, yang merupakan rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan. Kontrak tersebut mencakup pengadaan pesawat untuk berbagai keperluan, termasuk bagi TNI dan instansi lainnya.
Langkah PTDI ini menunjukkan potensi besar dalam memperkuat perekonomian Indonesia, khususnya melalui pengembangan sektor pariwisata dan kedirgantaraan.**